Powered By Blogger

Jumat, 07 Desember 2012

Pentingkah Melakukan Cek Kesehatan Pra Nikah…?




Menikah adalah momentum yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, baik kaum adam maupun kaum hawa bahkan tak terkecuali waria pun berkeinginan untuk menikah.  Menikah menurut saya adalah momentum yang sakral karena hanya sekali dalam hidup,  seperti kalimat bijak yang pernah saya dengar dari orang tua saya bahwa “menikah itu seneng, tapi jangan seneng menikah”.

Jika selama ini  disaat menjelang hari pernikahannya orang sering sibuk dengan urusan pernak perniknya mulai dari setting undangan, fitting pakaian, mencari gedung,  menu makanannya  juga perjanjian pranikahnya. Namun orang sering lupa bahwa ada yang lebih penting daripada semua itu. Lalu apakah hal penting itu…? Hal penting itu adalah “Cek kesehatan sebelum menikah”.

Lalu pemeriksaan apa sajakah yang perlu dilakukan….?

# Cek  darah
Tes darah merupakan tes kesehatan  pranikah yang paling penting. Karena dari hasil pemeriksaan dapat diketahui adanya kelainan-kelainanyang berpotensi buruk, seperti:


  • Untuk mengetahui perbedaan rhesus.

Apakah Rhesus situ…? Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D. Umumnya, bangsa Asia memiliki rhesus positif, sedangkan masyarakat Eropa ber-rhesus negatif.
Adakalanya pasangan suami istri tidak tahu rhesus darah pasangannya, padahal menurut praktisi kesehatan perbedaan rhesus bisa mempengaruhi kualitas keturunan. 

Jika seorang perempuan rhesus negatif menikah dengan laki-laki rhesus positif, bayi pertama mereka memiliki kemungkinan ber-rhesus negatif atau positif. 

Jika bayi memiliki rhesus negatif, tidak bermasalah. Tetapi, bila buah hati ber-rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata pada kehamilan kedua janin yang dikandung ber-rhesus positif, hal ini bisa membahayakan. Antibodi anti-rhesus ibu dapat memasuki sel darah merah janin dan mengakibatkan kematian janin. Sebaliknya, tidak masalah jika sang ibu ber-rhesus positif dan si ayah negatif.


  • Deteksi adakah penyakit keuturunan..?

Tes kesehatan pranikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetis kepada anak, seperti talasemia,  (kelainan darah yang disebabkan tidak optimalnya produksi sel darah merah), Leukemia (Kanker darah yang disebabkan oleh karena banyak sel darah putih. Jumlah yang  semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya. hemofilia (kelainan darah yang membuat darah sulit membeku), dan albino (kekurangan pigmen kulit sehingga warna kulit menjadi putih pucat).

Ada dua jenis talasemia, yaitu talasemia mayor dan minor. Talasemia mayor adalah jenis talasemia yang disebabkan “sifat” darah yang dibawa oleh kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi tergantung pada transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Talasemia minor tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup normal, tapi is tetap membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya.

Jika kedua orang tua mengidap talasemia minor, 25 persen kemungkinan anaknya akan mengidap talasemia mayor, 50 persen akan mengidap talasemia minor, dan 25 persen akan normal. Jika hanya salah satu orang tua mengidap talasemia minor, 50 persen kemungkinan si anak akan mengidap talasemia minor dan 50 persen  ia akan normal.

Rumus penurunan talasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino. Dengan pengecekan darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang akan muncul dan mencegah hal yang tidak kita inginkan.


  • Infeksi saluran reproduksi atau infeksi menular seksual (ISR/IMS)

Dengan tes darah  juga dapat diketahui calon  pasangan kita menderita penyakit hepatitis B. Melalui pemeriksaan ini, kita dapat menghindari adanya penularan penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti sifilis atau Human Immunodeficiency Virus (HIV, penyebab AIDS), dan penyakit hepatitis.
Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, maka dokter akan memberikan  dan melakukan terapi dan pengobatan dulu  sebelum menikah,  ia harus berobat dulu sampai sembuh. Selain itu, jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon istrinya harus memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Caranya adalah dengan mendapatkan imunisasi hepatitis B.

Tes kesehatan pranikah lainnya yang bisa menjadi pilihan adalah tes yang berkaitan dengan kesuburan seperti analisis sperma dan kondisi indung telur, tes kesuburan sebaiknya dilakukan pascanikah, lebih tepatnya lagi ketika seseorang bersama calon pasangan telah siap untuk memiliki anak.

Selain melakukan rangkaian tes kesehatan, calon pasangan suami istri wajib  menjaga kesehatan masing-masing sebelum menikah. Terkadang pasangan terlalu sibuk menyiapkan acara pernikahan hingga melupakan kesehatan atau bahkan jatuh sakit. Stres yang timbul dalam proses persiapan pernikahan juga bisa memicu berbagai penyakit yang tidak diinginkan.

Jika perjanjian  pranikah dibuat dan dilakukan pasangan untuk menjamin hak dari mereka yang memiliki warisan besar. Bisa juga bagi janda atau duda yang akan menikah lagi, namun ingin menjaga hak anak-anak dari pernikahan yang sebelumnya. Namun bagi kebanyakan orang, perjanjian ini memiliki dasar yang egois, tidak etis bahkan materialistis. Boleh dikata niatnya adalah sedia payung sebelum hujan, tetapi saya sendiri tidak terlalu tertarik dengan perjanjian pranikah.

Maka cek kesehatan pranikah dilakukan untuk memastikan bahwa kedua calon mempelai secara medis dinyatakan sehat untuk menjalani dan melangsungkan pernikahannya, tak hanya sehat phisik tapi juga sehat psikis.

Setelah mendengar cerita serta melihat dari  tujuannya pemeriksaan kesehatan pranikah, maka saya merasa bahwa cek kesehatan pranikah ini sangat penting. Namun demikian semua kembali kepada diri sendiri atau seseorang bersama calon pasangannya. Diskusikan bersama apakah memang sepakat untuk melakukan tes kesehatan. Jika memang dirasa tidak perlu karena dinilai buang buang waktu dan biaya, maka jangan memaksakan. Tapi jika saya ditanya manakah yang lebih penting “Perjanjian pra nikah” atau “Cek kesehatan pra nikah”, maka saya lebih memilih “Cek kesehatan pra nikah”.

Tulisan ini hanya sekedar sharing kepada para sahabat, setelah tadi pagi tepatnya jam 5 pagi panggilan masuk di hp saya, tak terjawab karena memang tak kenal no hp nya. Lalu dia mengirimkan sms, ternyata adalah sahabat SMA kelas 1 saya ketika di Papua yang bercerita tentang rencana pernikahannya bulan November nanti.  Dari ceritanya bahwa rencana pernikahannya terpaksa mundur karena dia harus menjalani terapi pengobatan Leukemia yang di deritanya sejak setahun lalu. Kurang lebihnya boleh ditambahkan disini mungkin dari pengalaman dari sahabat yang telah menikah.  Semoga bermanfaat. Salam Kompasiana

Sumber: 
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/10/30/pentingkah-melakukan-cek-kesehatan-pra-nikah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar