Menikah adalah momentum yang ditunggu-tunggu oleh semua
orang, baik kaum adam maupun kaum hawa bahkan tak terkecuali waria pun
berkeinginan untuk menikah. Menikah
menurut saya adalah momentum yang sakral karena hanya sekali dalam hidup, seperti kalimat bijak yang pernah saya dengar
dari orang tua saya bahwa “menikah itu seneng, tapi jangan seneng menikah”.
Jika selama ini
disaat menjelang hari pernikahannya orang sering sibuk dengan urusan
pernak perniknya mulai dari setting undangan, fitting pakaian, mencari
gedung, menu makanannya juga perjanjian pranikahnya. Namun orang
sering lupa bahwa ada yang lebih penting daripada semua itu. Lalu apakah hal
penting itu…? Hal penting itu adalah “Cek kesehatan sebelum menikah”.
Lalu pemeriksaan apa sajakah yang perlu dilakukan….?
# Cek darah
Tes darah merupakan tes kesehatan pranikah yang paling penting. Karena dari
hasil pemeriksaan dapat diketahui adanya kelainan-kelainanyang berpotensi
buruk, seperti:
- Untuk mengetahui perbedaan rhesus.
Apakah Rhesus situ…? Rhesus adalah sebuah penggolongan atas
ada atau tiadanya substansi antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti
ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D.
Umumnya, bangsa Asia memiliki rhesus positif, sedangkan masyarakat Eropa
ber-rhesus negatif.
Adakalanya pasangan suami istri tidak tahu rhesus darah
pasangannya, padahal menurut praktisi kesehatan perbedaan rhesus bisa
mempengaruhi kualitas keturunan.
Jika seorang perempuan rhesus negatif menikah
dengan laki-laki rhesus positif, bayi pertama mereka memiliki kemungkinan
ber-rhesus negatif atau positif.
Jika bayi memiliki rhesus negatif, tidak
bermasalah. Tetapi, bila buah hati ber-rhesus positif, masalah mungkin timbul
pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata pada kehamilan kedua janin yang
dikandung ber-rhesus positif, hal ini bisa membahayakan. Antibodi anti-rhesus
ibu dapat memasuki sel darah merah janin dan mengakibatkan kematian janin.
Sebaliknya, tidak masalah jika sang ibu ber-rhesus positif dan si ayah negatif.
- Deteksi adakah penyakit keuturunan..?
Tes kesehatan pranikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit
yang bisa diturunkan secara genetis kepada anak, seperti talasemia, (kelainan darah yang disebabkan tidak
optimalnya produksi sel darah merah), Leukemia (Kanker darah yang disebabkan
oleh karena banyak sel darah putih. Jumlah yang
semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
hemofilia (kelainan darah yang membuat darah sulit membeku), dan albino
(kekurangan pigmen kulit sehingga warna kulit menjadi putih pucat).
Ada dua jenis talasemia, yaitu talasemia mayor dan minor.
Talasemia mayor adalah jenis talasemia yang disebabkan “sifat” darah yang
dibawa oleh kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi tergantung pada
transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Talasemia minor tidak
menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup normal, tapi is tetap
membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya.
Jika kedua orang tua mengidap talasemia minor, 25 persen
kemungkinan anaknya akan mengidap talasemia mayor, 50 persen akan mengidap
talasemia minor, dan 25 persen akan normal. Jika hanya salah satu orang tua
mengidap talasemia minor, 50 persen kemungkinan si anak akan mengidap talasemia
minor dan 50 persen ia akan normal.
Rumus penurunan talasemia berlaku juga pada penyakit
hemofilia dan albino. Dengan pengecekan darah, kita dapat memprediksi
kemungkinan yang akan muncul dan mencegah hal yang tidak kita inginkan.
- Infeksi saluran reproduksi atau infeksi menular seksual (ISR/IMS)
Dengan tes darah juga
dapat diketahui calon pasangan kita
menderita penyakit hepatitis B. Melalui pemeriksaan ini, kita dapat menghindari
adanya penularan penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti
sifilis atau Human Immunodeficiency Virus (HIV, penyebab AIDS), dan penyakit
hepatitis.
Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, maka dokter akan
memberikan dan melakukan terapi dan
pengobatan dulu sebelum menikah, ia harus berobat dulu sampai sembuh. Selain
itu, jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon
istrinya harus memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Caranya adalah dengan
mendapatkan imunisasi hepatitis B.
Tes kesehatan pranikah lainnya yang bisa menjadi pilihan
adalah tes yang berkaitan dengan kesuburan seperti analisis sperma dan kondisi
indung telur, tes kesuburan sebaiknya dilakukan pascanikah, lebih tepatnya lagi
ketika seseorang bersama calon pasangan telah siap untuk memiliki anak.
Selain melakukan rangkaian tes kesehatan, calon pasangan
suami istri wajib menjaga kesehatan
masing-masing sebelum menikah. Terkadang pasangan terlalu sibuk menyiapkan
acara pernikahan hingga melupakan kesehatan atau bahkan jatuh sakit. Stres yang
timbul dalam proses persiapan pernikahan juga bisa memicu berbagai penyakit
yang tidak diinginkan.
Jika perjanjian
pranikah dibuat dan dilakukan pasangan untuk menjamin hak dari mereka
yang memiliki warisan besar. Bisa juga bagi janda atau duda yang akan menikah
lagi, namun ingin menjaga hak anak-anak dari pernikahan yang sebelumnya. Namun
bagi kebanyakan orang, perjanjian ini memiliki dasar yang egois, tidak etis
bahkan materialistis. Boleh dikata niatnya adalah sedia payung sebelum hujan,
tetapi saya sendiri tidak terlalu tertarik dengan perjanjian pranikah.
Maka cek kesehatan pranikah dilakukan untuk memastikan bahwa
kedua calon mempelai secara medis dinyatakan sehat untuk menjalani dan
melangsungkan pernikahannya, tak hanya sehat phisik tapi juga sehat psikis.
Setelah mendengar cerita serta melihat dari tujuannya pemeriksaan kesehatan pranikah,
maka saya merasa bahwa cek kesehatan pranikah ini sangat penting. Namun
demikian semua kembali kepada diri sendiri atau seseorang bersama calon
pasangannya. Diskusikan bersama apakah memang sepakat untuk melakukan tes
kesehatan. Jika memang dirasa tidak perlu karena dinilai buang buang waktu dan
biaya, maka jangan memaksakan. Tapi jika saya ditanya manakah yang lebih penting
“Perjanjian pra nikah” atau “Cek kesehatan pra nikah”, maka saya lebih memilih
“Cek kesehatan pra nikah”.
Tulisan ini hanya sekedar sharing kepada para sahabat,
setelah tadi pagi tepatnya jam 5 pagi panggilan masuk di hp saya, tak terjawab
karena memang tak kenal no hp nya. Lalu dia mengirimkan sms, ternyata adalah
sahabat SMA kelas 1 saya ketika di Papua yang bercerita tentang rencana
pernikahannya bulan November nanti. Dari
ceritanya bahwa rencana pernikahannya terpaksa mundur karena dia harus
menjalani terapi pengobatan Leukemia yang di deritanya sejak setahun lalu. Kurang
lebihnya boleh ditambahkan disini mungkin dari pengalaman dari sahabat yang
telah menikah. Semoga bermanfaat. Salam
Kompasiana
Sumber:
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/10/30/pentingkah-melakukan-cek-kesehatan-pra-nikah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar