Powered By Blogger

Sabtu, 29 Desember 2012

Ucapan Selamat Natal dan Syubhat Akidah




SELAMA ini, posisi dan sikap para sahabat Nabi dan ulama terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah akidah adalah jelas dan tegas, begitu pun kaitannya terhadap perayaan hari-hari besar agama lain, termasuk Natal.

Mengenai hal ini, ada dua pendapat; ada ulama yang memperbolehkan umat Islam utk mengucapkan "Selamat Natal", dan ada sebagian ulama yang melarangnya. Setiap pendapat berlandaskan dalil-dalil yg kuat, baik itu al-Quran maupun Sunah.

Secara umum, perbedaan pendapat para ulama ini mengerucut kepada satu hal saja; apakah ucapan selamat bagi kaum kristiani yg merayakan Natal ini masuk ke dalam kategori akidah ataukah masih dalam koridor muamalah?

Pendapat yang melarang

Sebagian ulama, klasik maupun kontemporer, melarang umat Islam untuk 'ikut campur' dengan perayaan agama lain, tak terkecuali Kristen, seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, Syeikh al-Utsaimin, dan lainnya, dengan dalil-dalil sebagai berikut:

Pertama, mau tidak mau permasalahan ini akan masuk ke dalam ranah akidah, karena perayaan natal bukanlah hal yg sembarangan dalam keyakinan kaum kristen. 25 Desember dalam keyakinan nasrani adalah hari 'lahirnya tuhan' atau 'lahirnya anak tuhan'. Maka tidak ada toleransi dalam akidah, bahkan Allah Subhanahu wata'ala. sudah secara jelas dan tegas meluruskan klaim ini (lihat surat al-Ikhlas: 3 atau al-Maidah: 72 & 116, dll).

Ibnu Taimiyah dalam kitab “Iqtidhâ' Shirâti'l Mustaqîm, Mukhâlafatu Ashâbi'l Jahîm,” (Dar el-Manar, Kairo, cet I, 2003, hal 200) juga melarang untuk ber-tasyabbuh dengan hari besar kaum kafir, karena hal itu akan memberikan efek 'lega', bahwa umat Islam 'membenarkan' kesesatan yang mereka lakukan.

Beda lagi dengan hari-hari kenegaraan, atau hari ibu dan sebagainya, tidak ada unsur akidah di dalamnya, maka dari itu masih dapat ditolerir.

Kedua, Qiyas awla dari firman Allah; "إلا من أكره و قلبه مطمئن بالإيمان" "kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman" (al-Nahl: 106). Apakah jika kita tidak mengucapkan selamat, kita akan dibunuh?.

Ketiga, toleransi antar umat beragama tidak harus dengan mengucapkan "Merry Christmas", dengan berakhlakul karimah dan memperhatikan hak mereka sebagai manusia, tetangga, masyarakat, dan lainnya sudah cukup mewakili itikad baik kita untuk hidup damai, bersama mereka.

Apalagi dalam Islam, masih banyak momentum yg lebih 'bersahabat' untuk mengungkapkan pengakuan kita terhadap keberagaman ini. Sebut saja hadits Nabi yang menganjurkan kita agar melebihkan 'kuah sayuran' untuk diberikan kepada tetangga, atau hadits lainnya yang menunjukkan amarah Nabi kepada seseorang yang mendapati tetangganya kelaparan, tapi tidak mengulurkan bantuan. Kebetulan hadits-hadits tersebut tidak mengkhususkan bagi sesama Muslim saja, tapi umum bagi sesama manusia, baik Muslim maupun non Muslim. Bagi yang tidak punya tetangga Nasrani, saya kira dengan menghormati hari raya mereka, tanpa mengganggu apalagi merusak, adalah lebih dari cukup. Cukup dengan kata 'silahkan', bukan dengan kata 'selamat'.

Keempat, Saddu al-Dzarî'ah, mencegah diri agar tidak terjerumus kepada hal yang dilarang.

Pendapat yang membolehkan

Beberapa ulama kontemporer seperti Dr Yusuf Qaradhawi dan Musthafa Zarqa membolehkan hal ini dengan beberapa pertimbangan;

1) Firman Allah Swt.:

"لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم فى الدين و لم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم و تقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين"

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (al-Mumtahanah: 8).

2) Sikap Islam terhadap Ahlul Kitab lebih lunak daripada kepada kaum musyrikin; para penyembah berhala. Bahkan al-Quran menghalalkan makanan serta perempuan (untuk dinikahi) dari Ahli Kitab (al-Maidah: 5). Dan salah satu konsekuensi pernikahan adalah menjaga perasaan pasangan, berikut keluarganya. (Dr. Yusuf Qardhawi, Fiqh Aqalliyyât al-Muslimah, Dar el-Syuruq, cet II, 2005, hal 147-148). Apalagi hanya dengan bertukar ucapan “Selamat”.

3) Firman Allah Subhanahu Wata'ala:

"و إذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها"

"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)." (al-Nisa: 86).

4) Pada satu riwayat, seorang Majusi mengucapkan salam kepada Ibnu Abbas "assalamualaikum", maka Ibnu Abbas menjawab "waalaikumussalam wa rahmatullah". Kemudian sebagian sahabatnya bertanya "dan rahmat Allah?", beliau menjawab: Apakah dengan mereka hidup bukan bukti rahmat Allah.[ Dr. Yusuf Qardhawi, Fiqh Aqalliyyât al-Muslimah, Dar el-Syuruq, cet II, 2005, hal 147-148]

5) Pada masa kini, perayaan natal tak ubahnya adat-istiadat, perayaan masyarakat atau kenegaraan.[ Dr. Yusuf Qardhawi, Fiqh Aqalliyyât al-Muslimah, Dar el-Syuruq, cet II, 2005, hal 147-148]

6) Hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah Sallallahu alaihi wassallam pernah berdiri menghormati jenazah Yahudi. Penghormatan dengan berdiri ini tidak ada kaitannya dengan pengakuan atas kebenaran agama yang dianut jenazah tersebut.

Pendapat Pertengahan

Dr. Abdussattar Fathullah Said adalah profesor bidang Tafsir dan Ulumul Quran di Universitas Al-Azhar, Mesir. Dalam masalah tahniah (ucapan selamat) ini beliau agak berhati-hati dan memilahnya menjadi dua. Ada tahniah (ucapan selamat) yang halal dan ada yang haram:

Tahniah (ucapan selamat) yang halal adalah tahniah (ucapan selamat) kepada orang kafir tanpa kandungan hal-hal yang bertentangan dengan syariah. Hukumnya halal menurut beliau. Bahkan termasuk ke dalam bab husnul akhlaq yang diperintahkan kepada umat Islam.

Sedangkan tahniah (ucapan selamat) yang haram adalah tahni'ah kepada orang kafir yang mengandung unsur bertentangan dengan masalah diniyah, hukumnya haram. Misalnya ucapan tahniah (ucapan selamat) itu berbunyi, "Semoga Tuhan memberkati diri anda sekeluarga." Sedangkan ucapan yang halal seperti, "Semoga tuhan memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada Anda."

Bahkan beliau membolehkan memberi hadiah kepada non Muslim, asalkan hadiah yang halal, bukan khamar (minuman keras), gambar maksiat atau apapun yang diharamkan Allah.

Yang menjadi pertanyaan adalah; bukankah ucapan tahniah (ucapan selamat) yg berbunyi, "Semoga Tuhan memberkati diri anda sekeluarga" lebih bersifat sindiran daripada ucapan selamat?. Menurut penulis, Prof Dr Abdussatar, secara tidak langsung telah melarang kita untuk mengucapkan 'Selamat Natal', karena ada konsekuensi akidah dibelakangnya.

Sikap Umat Islam

Hal ini pernah dipermasalahkan, saat beberapa kelompok menggaungkan PNB (Perayaan Natal Bersama) sebagai wujud toleransi antar umat beragama, seakan-akan seperti ingin menunjukkan bahwa umat Islam yang tidak merayakan natal bersama berarti tidak tolerir, tidak menghormati umat Nasrani.

Dalam masalah ini, semua ulama sepakat bahwa menghadiri perayaan hari besar agama lain adalah HARAM hukumnya. Kemudian bagaimana seharusnya sikap kita kepada presiden Indonesia ke-4 dan ke-6 yang menghadiri perayaan Natal, bahkan kyai presiden kita yang sempat 'didoakan' oleh umat Nasrani?.

Muhammadiyah selaku salah satu ormas di Indonesia juga telah membahas masalah ini; dalam buku "Tanya Jawab Agama Jilid II", oleh Tim PP Muhammadiyah Majlis Tarjih, yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah (1991), hal. 238-240, sudah diterangkan, bahwa hukum menghadiri PNB adalah Haram.

Untuk saat ini, penulis lebih condong pada pendapat pertama. Yakni pelarangan. Bukan berarti sikap ini dianggap tidak menghargai umat Nasrani, apalagi ingin merusak suasana gembira, karena penulis meyakini kata “silahkan” sudah dapat mewakili kata “selamat”.

Apalagi melihat kondisi tauhid umat yang sedang goyah saat ini, oleh arus pluralisme maupun liberalisme. Maka sudah selayaknya kita membentengi dulu akidah umat, dengan menjauhi hal-hal yang syubhat. Hal ini juga dipegang oleh Majlis Tarjih Muhammadiyah, bahwa ”Mengucapkan Selamat Hari Natal” dapat digolongkan sebagai perbuatan yang syubhat dan bisa terjerumus kepada haram, sehingga Muhammadiyah menganjurkan agar perbuatan ini tidak dilakukan.

Selain itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang diketuai K.H.M. Syukri Ghozali dan Sekretarisnya Drs. H. Masudi pada 1 Jumadil Awal 1401 H./ 7 Maret 1981 telah menyatakan; perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari aqidah.

Selain itu, MUI juga menfatwakan, mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram. MUI juga mengatakan, agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah subhanahu wata’ala dan tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.Wallahu a'lam bi al-Shawab.*

Sumber: Muhammad Rifqi Arriza
Hidayatullah.com

Mengucapkan Selamat Natal Hukumnya Haram





Pernyataan yang membolehkan kaum Muslim mengucapkan selamat natal  mendapat kritik pedas Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat. Menurut Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI H. Aminuddin Ya`qub, Pernyataan seperti itu, dianggap basi karena MUI sudah mengatakan larangannya telah lama.
“Hal seperti itu bukan hal baru. Sudah lama,” kata  H. Aminuddin Ya`qub kepada hidayatullah.com, Selasa (21/12).

Sebagaimana diketahui, belum lama ini, pengurus ICMI Eropa, Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA di sebuah media massa mengatakan bolehnya memberikan ucapan selamat natal bagi kaum Muslim.

MUI sendiri, lanjut Aminuddin, sejak masa Buya Hamka telah mengeluarkan fatwa haram bagi umat Islam memberi ucapan selamat natal. “Fatwa haram itu masih berlaku. MUI hingga kini belum merubahnya,” tegasnya.

Aminuddin menjelaskan, ucapan selamat natal (tahniah) adalah berkenaan dengan akidah (kenyakinan). Memberi ucapan selamat berarti setidaknya menyakini kebenaran agama tersebut. Padahal, ujar Aminuddin, baik dalam al-Qur’an maupun sunnah hal itu bisa menodai akidah seseorang.

Secara redaksional kata Aminuddin, tidak ada dalil yang mengharamkan hal itu. Tapi, tegasnya, dalam memahami dalil tidak hanya secara teks, lafahz ataupun zhohirnya saja, melainkan juga harus berdasarkan maqasid as-syari’ah. “Jika berkenaan masalah akidah, dalam al-Qur’an maupun hadist sangat banyak mengenai hal itu,” tegasnya.

Karena itu, jika dipahami berdasarkan maqasi as-syari’ah, jelas fatwa haram itu sebagai upaya untuk menjaga agama atau hifzuddin. Dan, lanjut Aminuddin, tujuan maqasi as-syari’ah yaitu untuk menjaga lima hal, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Tapi, dari ke lima hal tersebut, agama harus lebih didahulukan.

Aminuddin mencontohkan. Nyawa adalah termasuk hal yang dilindungi. Tapi, jika harus berjihad (perang) karena untuk membela agama, maka agama harus didahulukan ketimbang nyawa.

Ucapan selamat natal adalah hubungan sesama manusia. Tapi, efek dari itu adalah merusak akidah. Karena itu, tegas Aminuddin, agama harus didahulukan dari pada urusan manusia. Dalam masalah akidah kita harus tegas. “Lakum dinukum waliyadin”, tegasnya.

Jangan kaitkan dengan toleransi

Fatwa haram ucapan selamat yang dikeluarkan MUI itu tidap pernah sepi dari kritikan. Banyak media dan pihak yang mengaitkan fatwa itu sebagai perusak toleransi dan disharmoni antarumat beragama.

Karena itu, Aminuddin menghimbau agar berbagai pihak tidak melakukan hal itu. “Toleransi dengan beragama berbeda. Jadi, jangan kaitkan antara ucapan selamat dengan toleransi. Toleransi beragama itu, ya, hubungan muamalah bisa antar tetangga dan sebagainya” terangnya.

Sumber: [ans/hidayatullah.com]  

Jumat, 21 Desember 2012

Tanda Tanda Kiamat



Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. 
Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”.

Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”.

Kemudian beliau menyebutkannya:
“Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”. H.R Muslimi

Keterangan:
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari qiamat.
Sepuluh tanda itu ialah:


  • Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
  • Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
  • Dabbah-Binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.
  • Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.
  • Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.
  • Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
  • Gempa bumi di Timur.. Bisa jadi ini mengacu kepada gempa di China, Tsunami di Aceh.
  • Gempa bumi di Barat. Bisa jadi ini akan terjadi di daerah Mexico, Argentina, Brazilia dan negara-negara Amerika Latin
  • Gempa bumi di Semenanjung Arab.. Kemungkinan kasus longsor di Mesir sebagai pembukanya.
  •  Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman. (Apa ini bahaya Nuklir?)


Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahwa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. 

Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merusakkan sistem alam cakrawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.

Sumber: http://cyber-exploit.blogspot.com/2012/01/daripada-huzaifah-bin-asid-al-ghifari.html

Jumat, 07 Desember 2012

Pentingkah Melakukan Cek Kesehatan Pra Nikah…?




Menikah adalah momentum yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, baik kaum adam maupun kaum hawa bahkan tak terkecuali waria pun berkeinginan untuk menikah.  Menikah menurut saya adalah momentum yang sakral karena hanya sekali dalam hidup,  seperti kalimat bijak yang pernah saya dengar dari orang tua saya bahwa “menikah itu seneng, tapi jangan seneng menikah”.

Jika selama ini  disaat menjelang hari pernikahannya orang sering sibuk dengan urusan pernak perniknya mulai dari setting undangan, fitting pakaian, mencari gedung,  menu makanannya  juga perjanjian pranikahnya. Namun orang sering lupa bahwa ada yang lebih penting daripada semua itu. Lalu apakah hal penting itu…? Hal penting itu adalah “Cek kesehatan sebelum menikah”.

Lalu pemeriksaan apa sajakah yang perlu dilakukan….?

# Cek  darah
Tes darah merupakan tes kesehatan  pranikah yang paling penting. Karena dari hasil pemeriksaan dapat diketahui adanya kelainan-kelainanyang berpotensi buruk, seperti:


  • Untuk mengetahui perbedaan rhesus.

Apakah Rhesus situ…? Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D. Umumnya, bangsa Asia memiliki rhesus positif, sedangkan masyarakat Eropa ber-rhesus negatif.
Adakalanya pasangan suami istri tidak tahu rhesus darah pasangannya, padahal menurut praktisi kesehatan perbedaan rhesus bisa mempengaruhi kualitas keturunan. 

Jika seorang perempuan rhesus negatif menikah dengan laki-laki rhesus positif, bayi pertama mereka memiliki kemungkinan ber-rhesus negatif atau positif. 

Jika bayi memiliki rhesus negatif, tidak bermasalah. Tetapi, bila buah hati ber-rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata pada kehamilan kedua janin yang dikandung ber-rhesus positif, hal ini bisa membahayakan. Antibodi anti-rhesus ibu dapat memasuki sel darah merah janin dan mengakibatkan kematian janin. Sebaliknya, tidak masalah jika sang ibu ber-rhesus positif dan si ayah negatif.


  • Deteksi adakah penyakit keuturunan..?

Tes kesehatan pranikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetis kepada anak, seperti talasemia,  (kelainan darah yang disebabkan tidak optimalnya produksi sel darah merah), Leukemia (Kanker darah yang disebabkan oleh karena banyak sel darah putih. Jumlah yang  semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya. hemofilia (kelainan darah yang membuat darah sulit membeku), dan albino (kekurangan pigmen kulit sehingga warna kulit menjadi putih pucat).

Ada dua jenis talasemia, yaitu talasemia mayor dan minor. Talasemia mayor adalah jenis talasemia yang disebabkan “sifat” darah yang dibawa oleh kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi tergantung pada transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Talasemia minor tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup normal, tapi is tetap membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya.

Jika kedua orang tua mengidap talasemia minor, 25 persen kemungkinan anaknya akan mengidap talasemia mayor, 50 persen akan mengidap talasemia minor, dan 25 persen akan normal. Jika hanya salah satu orang tua mengidap talasemia minor, 50 persen kemungkinan si anak akan mengidap talasemia minor dan 50 persen  ia akan normal.

Rumus penurunan talasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino. Dengan pengecekan darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang akan muncul dan mencegah hal yang tidak kita inginkan.


  • Infeksi saluran reproduksi atau infeksi menular seksual (ISR/IMS)

Dengan tes darah  juga dapat diketahui calon  pasangan kita menderita penyakit hepatitis B. Melalui pemeriksaan ini, kita dapat menghindari adanya penularan penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti sifilis atau Human Immunodeficiency Virus (HIV, penyebab AIDS), dan penyakit hepatitis.
Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, maka dokter akan memberikan  dan melakukan terapi dan pengobatan dulu  sebelum menikah,  ia harus berobat dulu sampai sembuh. Selain itu, jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon istrinya harus memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Caranya adalah dengan mendapatkan imunisasi hepatitis B.

Tes kesehatan pranikah lainnya yang bisa menjadi pilihan adalah tes yang berkaitan dengan kesuburan seperti analisis sperma dan kondisi indung telur, tes kesuburan sebaiknya dilakukan pascanikah, lebih tepatnya lagi ketika seseorang bersama calon pasangan telah siap untuk memiliki anak.

Selain melakukan rangkaian tes kesehatan, calon pasangan suami istri wajib  menjaga kesehatan masing-masing sebelum menikah. Terkadang pasangan terlalu sibuk menyiapkan acara pernikahan hingga melupakan kesehatan atau bahkan jatuh sakit. Stres yang timbul dalam proses persiapan pernikahan juga bisa memicu berbagai penyakit yang tidak diinginkan.

Jika perjanjian  pranikah dibuat dan dilakukan pasangan untuk menjamin hak dari mereka yang memiliki warisan besar. Bisa juga bagi janda atau duda yang akan menikah lagi, namun ingin menjaga hak anak-anak dari pernikahan yang sebelumnya. Namun bagi kebanyakan orang, perjanjian ini memiliki dasar yang egois, tidak etis bahkan materialistis. Boleh dikata niatnya adalah sedia payung sebelum hujan, tetapi saya sendiri tidak terlalu tertarik dengan perjanjian pranikah.

Maka cek kesehatan pranikah dilakukan untuk memastikan bahwa kedua calon mempelai secara medis dinyatakan sehat untuk menjalani dan melangsungkan pernikahannya, tak hanya sehat phisik tapi juga sehat psikis.

Setelah mendengar cerita serta melihat dari  tujuannya pemeriksaan kesehatan pranikah, maka saya merasa bahwa cek kesehatan pranikah ini sangat penting. Namun demikian semua kembali kepada diri sendiri atau seseorang bersama calon pasangannya. Diskusikan bersama apakah memang sepakat untuk melakukan tes kesehatan. Jika memang dirasa tidak perlu karena dinilai buang buang waktu dan biaya, maka jangan memaksakan. Tapi jika saya ditanya manakah yang lebih penting “Perjanjian pra nikah” atau “Cek kesehatan pra nikah”, maka saya lebih memilih “Cek kesehatan pra nikah”.

Tulisan ini hanya sekedar sharing kepada para sahabat, setelah tadi pagi tepatnya jam 5 pagi panggilan masuk di hp saya, tak terjawab karena memang tak kenal no hp nya. Lalu dia mengirimkan sms, ternyata adalah sahabat SMA kelas 1 saya ketika di Papua yang bercerita tentang rencana pernikahannya bulan November nanti.  Dari ceritanya bahwa rencana pernikahannya terpaksa mundur karena dia harus menjalani terapi pengobatan Leukemia yang di deritanya sejak setahun lalu. Kurang lebihnya boleh ditambahkan disini mungkin dari pengalaman dari sahabat yang telah menikah.  Semoga bermanfaat. Salam Kompasiana

Sumber: 
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/10/30/pentingkah-melakukan-cek-kesehatan-pra-nikah/

Selasa, 27 November 2012

Kelebihan Seorang PEMULA




Hore!
Hari Baru, Teman-teman.

Sudah berapa lama Anda bekerja? Tentu Anda sudah menjadi ahli dalam profesi yang Anda jalani. Tidak diragukan lagi jika keahlian Anda itu menjadi kelebihan, sekaligus faktor keunggulan Anda. Wajar. Jika semakin lama kita bekerja, semakin meningkat keahlian, keterampilan, maupun pengalaman kita. Wajar juga, jika dengan semua kelbihan itu kita bisa mendapatkan bayaran yang lebih tinggi. Namun, ada kelemahan kronis yang sering dimiliki oleh para profesional berpengalaman seperti kita.
Apakah itu? Antusiasme. Untuk soal yang satu ini, kita sering kalah jauh dibandingkan dengan para pemula. Makanya, dengan segudang pengalaman itu; kita sering cepat loyo. Cepat mengeluh. Dan cepat melemah. Setiap kali menghadapi situasi yang kurang menyenangkan di tempat kerja; kita, menjelma menjadi professional handal yang lembek. Tidak seperti para pemula yang selalu menggelora itu. Ataukah Anda masih antusias seperti mereka?


Ijinkan saya menceritakan sebuah kisah nyata. Tentang seorang karyawan yang baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan besar. Perusahaannya yang besar. Kalau gajinya sih, pas saja. Maksudnya; pas-pasan saja. Pas untuk membayar kontrakan, pas untuk makan sehari-hari. Pas untuk membayar ongkos naik bis. Tidak ada lagi yang bersisa. Memang hanya itu yang bisa dijangkaunya dengan gaji bulanan yang diterimanya. Tetapi dalam keserba ‘pas’-an itu sang karyawan baru seneng saja menjalani pekerjaannya. Setiap hari, dia bangun pagi-pagi sekali. Bergegas mandi, lalu segera pergi menaiki metro mini yang sejalur dengan arah kantornya. Bukan hanya berusaha supaya bisa datang di kantor sebelum jam delapan, dia bahkan menjadi orang yang datang paling pagi. Anda boleh memberinya nama Mr. A.

Selain Mr. A ada juga Mr. B. Beliau ini sudah punya pengalaman kerja yang banyak. Bahkan sekarang gajinya hampir 10 kali lipat Mr. A. Tentu sudah tidak termasuk pas-pasan lagi. Sudah lebih dari cukup untuk menjalani hidup. Adapun soal keluhan-keluhannya mengenai gaji yang tidak pernah cukup, itu disebabkan karena dia sendiri yang gemar bergonta ganti gadget. Setiap kali ada yang baru, dia menukarnya meskipun sebenarnya gadget yang dia punya juga masih tergolong baru. Tak ragu dia menggunakan kartu kreditnya untuk mencicil ini dan itu. Jadi, tidak bisa menyalahkan perusahaan jika gajinya tidak kunjung bersisa. Toh perusahaan sudah membayarnya dengan harga yang pantas. Anehnya, dengan bayaran yang tinggi itu dia masih suka mengomelkan pekerjaannya. Setiap hari, dia bangun santai saja. Lalu, menyalahkan kemacetan di jalanan sebagai biang keladi keterlambatannya tiba di kantor.

Mr. A sekarang sudah mencicil motor. Mr. B sekarang sudah mendaptkan mobil dari kantor. Dengan sepeda motor cicilannya Mr. A bisa menghemat pengeluaran karena naik angkutan umum bisa menghabiskan biaya tiga kali lipat dibandingkan membeli bensin satu tengki untuk 3 hari. Dan dia semakin bersemangat saja pergi ke kantor, karena sekarang dia bisa punya sisa dari gaji. Sekaligus bisa mengefektifkan waktu perjalanan sehingga sekarang, dia tiba dikantor lebih pagi lagi. Sedangkan Mr. B semakin sering terjebak kemacetan. Sehingga semakin sering lagi terlambat datang ke kantor. Mr. A, tidak pernah terlambat karena dia sadar bahwa sebagai seorang pegawai kecil; dia harus menunjukkan kesungguhan. Dan dia bersyukur, perusahaan mau menerimanya bekerja disana. Sedangkan Mr B, tahu betul kalau dirinya adalah orang yang penting bagi perusahaan. Sehingga saking pentingnya, perusahaan tidak akan bisa menegurnya. Dia menganggap bahwa perusahaan beruntung punya karyawan seperti dirinya.

Dibulan Desember, Mr A dan Mr. B menjalani performance appraisal dengan atasannya masing-masing. Mr. A sadar jika penilaian atasan merupakan masukan penting bagi dirinya agar bisa menjadi karyawan yang lebih baik lagi. Sedangkan Mr. B sadar benar jika perusahaan mesti lebih banyak lagi mendengarkan dirinya sehingga dia menang mutlak saat beradu argument dengan atasannya tentang penilaian itu. Walhasil, di bulan April; Mr A dan Mr B mendapatkan surat kenaikan gaji. Masing-masing, mendapatkan kenaikan gaji 10%. Meskipun persentasenya sama, tapi absoultnya berbeda karena basis angkanya berbeda. Kenaikan 10% dari gaji 10 juta kan menghasilkan tambahan 1 juta. Sedangkan 10% dari gaji satu setengah juta ya hanya seratus lima puluh ribuh rupiah saja. Meskipun begitu, Mr. A berujud sambil berurai air mata bisa mendapatkan kenaikan gaji double digit. Sedang Mr. B mempertanyakan, kenapa sih kenaikan gaji kok cuman 10% saja?!!!

Mr. A bertekad untuk bekerja lebih baik, karena perusahaan sudah baik memberinya kenaikan gaji double digit. Maka kerjanya pun semakin giat. Semakin bersemangat. Semakin hebat. Sedangkan Mr. B mengirim pesan chating pada temannya di perusahaan lain;”ditempat elo kenaikan gaji berapa persen?”. Ketika temannya menjawab “15%” kepalanya langsung puyeng. Lalu mengetik pesan ini:”Sialan, ditempat gue cuman 10%. Bego nih perusahaan. Nggak menghargai karyawannya.”
Temannya membalas:”Kan setiap perusahaan beda policy dan kemampuannya….” Lalu dia pun kembali menimpali dengan ping begini:”Kalau gini sih ngapain gue bertahan disini. Ditempat elo ada lowongan nggak…..?”

Mr. A dan Mr. B. Menjalani dua kondisi yang berbeda. Yang baru bekerja, dan yang berpengalaman lama. Yang harus mencicil motor pribadi, dan yang mendapatkan fasilitas mobil dari perusahaan. Yang gajinya UMR pas-pas, dan yang gajinya eksekutif plus-plus. Yang tempat kerjanya dikubikal sumpek, dan yang tempat kerjanya ruang kantor tertutup berAC sejuk. Yang seragamnya itu-itu saja, dan yang dasi dan jasnya berganti-ganti. Yang kenaikan gajinya hanya beberapa ratus ribu rupiah saja. Dan yang kenaikan gajinya bernilai jutaan.

Jelas sekali kondisi Mr A berbeda jauh dengan kondisi Mr. B. Sekarang, siapakah yang paling bisa menikmati hidup. Siapakah yang paling baik menjalankan pekerjaannya. Siapakah yang paling mencintai pekerjaannya. Dan. Siapakah yang paling menghargai kebaikan-kebaikan perusahaannya?
Anda, apakah termasuk Mr.A itu. Ataukah Mr.B? Apapun pilihannya, hanya Anda sendirilah yang tahu jawabannya. Tetapi, sebelum Anda terlanjur jauh memikirkan jawaban yang paling jujur, izinkan saya untuk memberi tahu Anda bahwa Mr. A dan Mr. B mempunyai sebuah persamaan. Tahukah Anda apa persamaan diantara mereka? Ketahuilah bahwa Mr. A dan Mr. B itu adalah orang yang sama. Kisah ini adalah tentang seorang pribadi, bukan dua. Seorang manusia. Seorang saja. Hanya saja, mereka berada pada periode waktu yang berbeda. Mr. A adalah gambaran kehidupan kerjanya ketika baru diterima di kantor itu. Sedangkan Mr.B adalah gambaran kehidupan kerjanya beberapa tahun kemudian. Dapatkah Anda menemukan orang-orang seperti Mr. A dan Mr. B di tempat kerja Anda? Ataukah, mungkin Anda sendiri adalah Mr.A dan Mr. B itu? Jawaban terbaiknya, hanya Anda sendiri yang mengetahui.

Sekalipun demikian, ada jenis karyawan lain yang setelah menjalani fase masa kerjanya sebagai Mr. A, dia berevolusi menjadi Mr. C. Yaitu orang yang antusiasmenya tidak pernah luntur barang sedikitpun. Profesional yang meskipun pengalaman, dan masa kerjanya terus bertambah; tetapi selalu bisa menjaga komitmennya kepada pekerjaan. Eksukutif yang meskipun sudah menapak semakin tinggi dengan beragam fasilitas yang diberikan oleh kantornya; dia masih tetap memelihara rasa syukur, kecintaan, dan dedikasinya terhadap pekerjaan dan perusahaan.

Setelah melalui fase sebagai Mr A itu; Anda ingin menjadi pribadi yang lebih dekat dengan gambaran Mr. B, ataukah Mr. C? Hanya Anda sendirilah yang berhak menentukannya. Kenapa? Karena masa depan Anda. Kualitas hidup Anda. Dan nilai pribadi Anda. Adalah teritori yang hanya Anda sendirilah yang berhak menentukannya. Namun apapun pilihan Anda; hendaknya Anda tidak pernah membuang segala kelebihan dan sikap positif yang pernah Anda miliki. Sebagai seorang pemula. Karena setiap pemula, mempunya kelebihan yang sering tidak dimiliki lagi; ketika dia, sudah tidak menjadi pemula lagi.

Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman – 26 November 2012
Leadership and Personnel Development Trainer
0812 19899 737 or Ms. Vivi at 0812 1040 3327
Catatan Kaki:
Ketika mulai bekerja dulu, kita juga sangat antusias dan selalu positif, kok. Hanya saja, kita sering lupa bahwa dulu kita pernah bisa bersikap seperti itu.

Selasa, 13 November 2012

Diagnosis Diabetes Melitus

Diagnosis diabetes melitus hanya dapat ditegakkan setelah terbukti dengan pemeriksaan gula darah.
Kadar gula darah yang jelas mengindikasikan diabetes adalah:
1. Berada dalam kisaran > 200 mg/dl untuk kadar gula darah sewaktu (GDS) atau
2. >=126 mg/dl untuk kadar gula darah puasa (GDP) dan
3. Kadar gula darah saat 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram (2 jam post prandial/2jamPP). Bila kadarnya >=200 mg/dl maka dapat dipastikan Anda menderita diabetes, kadar 140-199 mg/dl dikatakan Anda menderita gangguan toleransi glukosa, dan kadar < 140 mg/dl menandakan bahwa Anda tidak menderita kedua keadaan tersebut (normal).

Selain itu Kecurigaan adanya Diabetes Melitus (DM) dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM yaitu 3P (poliuri, polidipsi, polifagi), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
a. Poliuri adalah sering berkemih terutama waktu istirahat (malam hari) yaitu 3-5 kali sehari,
b. polidipsi adalah rasa haus terus menerus,
c. polifagi adalah makan yang berlebihan. Keluhan lain dapat berupa kesemutan, lemah badan, gatal pada kulit, mata kabur, gatal pada alat kelamin pada wanita.

Sumber:
http://www.klikdokter.com/tanyadokter/read/2012/03/09/16515/diabetes-melitus

Kamis, 08 November 2012

SIFAT PRIA BERDASARKAN POSISI TIDUR


Ahli psikologi Australia telah mengidentifikasi posisi tidur pria yang dapat dikaitkan dengan sifat dasar dan kepribadiannya. Bahkan, riset tersebut telah ditambahkan dalam daftar identifikasi yang telah banyak kita ketahui sebelumnya.

1. Tidur Telengkup
Pria yang kerap tidur telengkup dengan posisi bantal di bawah kepala dan tubuhnya di tengah-tengah ranjang merupakan ciri-ciri pribadi yang bertanggung jawab dan idealis. Dia pencinta yang baik dan memiliki profesionalme kerja yang kuat, dan secara bertahap mampu meningkatkan karier.

2. Tidur Meringkuk
Posisi tidur meringkuk seperti kucing menandakan pria yang kurang nyaman akan dirinya. Ia membutuhkan partner yang kuat dan mandiri. Pria baik, tapi tidak pandai meraih karier.

3. Posisi Memeluk Bantal
Posisi tubuh berada di sisi kanan atau kiri tempat tidur dengan tangan memeluk bantal atau pasangan, dia termasuk pria bertanggung jawab dan pendiam. Dia tahu betul apa yang diinginkan dalam kehidupannya, dapat menjadi ayah yang baik, pencinta yang lembut, dan pemimpin dalam dunia kerja.

4. Posisi Mendekat Kepada Pasangannya
Pria yang tidurnya kerap memposisikan tubuh dan wajahnya dekat dengan pasangan tergolong pria yang tidak mudah jatuh cinta, tapi sangat menghargai kenyamanan dan wanita yang dicintainya. Dia juga seorang pria yang tidak mudah cemburu, tidak gampang selingkuh. Dalam dunia pekerjaan, ia bukan seorang yang pintar mengejar karier.

5. Tidur Telungkap dengan Posisi Tubuh Melintang
Tidur telungkap dengan posisi tubuh melintang biasanya menjadi tanda pria yang bisa memegang prinsip hubungan monogami. Ia family man yang luar biasa, tapi juga diktator dan kurang bisa menolerir sebuah kompromi. Dalam pekerjaan, pria ini biasanya mapan dan selalu memiliki tujuan

sumber: http://ramalansifat.blogspot.com/2011/08/sifat-pria-dari-posisi-tidur.html